Setelah tangis saya pecah beberapa waktu lalu, saya menyadari bahwa menjadi ibu rumah tangga (saja) ternyata tidaklah gampang. Setidaknya untuk saya. Rasanya ada tekanan secara psikis dari masyarakat (yg mengaku) modern yg beranggapan bahwa saya adalah istri yg 'diem aja di rumah' dan 'menghabiskan uang suami'. Ego saya terluka. Apalagi harus saya akui, sebelumnya saya juga termasuk 'mereka-yg-meremehkan-profesi-ibu-rumah-tangga'. Saya, wanita aktif dan pintar (maaf kl sedikit narsis) yg melepaskan berbagai peluang emas untuk mengabdi pada suami, harus berhadapan dengan tuduhan 'orang kebanyakan': 'istri yg mendadak hidup enak di luar negeri'. Tuduhan yg kadang membuat saya mengernyitkan dahi, "lo pikir hidup gw sebelumnya sesusah apa?" atau "halooo.. fyi gw nolak promosi dan sebuah pekerjaan dg training & attachment di luar negeri demi 'sampai ke sini'."
Saya sempat tertekan selama beberapa bulan. Tekanan yg bagi saya lebih berat daripada masa-masa lembur di kantor untuk mempersiapkan decision making chart hingga jam 1 pagi. Bahkan sejauh ini saya (masih) berusaha untuk tidak menggunakan uang hasil jerih payah suami untuk belanja yg sifatnya 'pemuas ego wanita' dan belajar untuk tidak seboros saat masih lajang dengan (cukup) banyak uang sendiri.
Opini publik itu terus mengganggu pikiran saya. Padahal di rumah pun saya tidak 'diam'. Selain pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, setrika, dll yg harus dikerjakan sendiri, masih ada pekerjaan validasi dan trial-error coding yg pelan-pelan saya tekuni (dengan dukungan penuh dari suami). Masih ada setumpuk bahan bacaan pengasah otak -bekal sekolah- yg harus saya pelajari. Namun semua itu tidak mampu mendistraksi otak saya. Saya terhimpit stress dalam waktu yg cukup lama, hingga suatu malam saya menulis comment pada notes seorang teman esema, "sometimes some audience miss the point(s) of our show (which is actually we shouldn't really care)."
Seketika itu juga saya sadar bahwa saya sudah membuang-buang waktu dan energi untuk peduli pada hal yg remeh-temeh: opini penonton-yg-bodoh. Saya melupakan esensi pertunjukan saya sendiri. Saya lupa bahwa beberapa orang yg duduk disana memang 'otaknya ga sampai', jadi ga perlu dipaksa untuk 'mengerti'. Saya lupa bahwa bekerja dari rumah bukan hanya karena kondisi, melainkan juga karena kemauan saya sendiri. Saya lupa pesan ayah saya bahwa saat kita merasa tidak bisa menyenangkan semua orang, cukuplah berusaha untuk menyenangkan Tuhan dalam melakukan segala sesuatu.
Saya pun kembali jatuh. Kali ini saya jatuh malu. Malu menyadari bahwa pikiran-pikiran semacam itu membuat nilai ibadah saya sebagai seorang istri berkurang. Malu menyadari bahwa selama ini saya lebih bodoh daripada penonton-yg-bodoh, karena sejauh ini membiarkan mereka mengerdilkan otak saya.
Pelan-pelan saya mulai membuka mata lebih lebar untuk melihat achievement(s) saya sendiri: saya yg mulai bisa masak, saya yg (insya Allah) selalu memberi support suami untuk lebih fokus dalam mencapai goal-nya, saya yg berhasil mengantarkan seorang 'customer' meraih suatu penghargaan kecil di tempat kerjanya, dan lain-lain dan sebagainya. Saya mulai bisa berdamai dengan 'penonton-yg-bodoh' dengan bersikap tidak peduli, serta berdamai dengan diri saya sendiri dengan berusaha untuk lebih menghargai profesi 'ibu rumah tangga' yg ternyata tidak gampang ini. Saya juga semakin bersemangat untuk meraih achievement lebih banyak lagi.
Di balik semua itu, saya sangat bersyukur memiliki suami supportif, yg dengan tekun selalu mengajarkan saya untuk masa bodoh dengan opini publik. Suami yg selalu mampu membuat beban mental saya menjadi lebih ringan dengan senyum dan pelukannya. Suami yg tidak pernah lupa mengucapkan kata terimakasih dan benar-benar menyadari bahwa dia menikahi seorang istri (yang pintar), bukan meng-hire asisten pribadi. Suami yg selalu membuat saya mensyukuri keputusan saya untuk menjadi seorang istri. Suami yg setiap hari selalu berhasil membuat saya jatuh cinta, lagi dan lagi.
--
Notes. this post is also dedicated for every house wife on earth. For Ninit Yunita, Monika Tanu, and Meutia Chaerani, thanks for inspiring me.
:)
ulaaannn.. lupakan saja siapa yang ngmg kaya gtuh.. lupakan saja yang anggep lo cm bisa leha leho dirumah.. simple reason : "they don't know what they say because they don't know and they don't see what you do"
ReplyDeleteato mereka cuma iri.. sampah itu lan...bau..
easy to say but hard to do siy.. tp kan bs dijadi'in landasan teori.. >.<
gw yakin yg iri sm lo banyak kok.. *gw jg termasuk hahahahaha* tp yg bilang lo hebat, mantep,keren jg ga kalah banyak.. *liat aj orderan hahahha*
kata org, semakin banyak cobaan smakin hebat kita lan, asal ada yg nemenin.. heuheuheu dan lo kan punya semua.. ^^
punya fans jg pula.. yeaayyy am your second fans laaann~~ u know lah who's the first person.. wakakakak..
mari kita kuat2an ngadepin hal ky gini.. ^^
u r the creative housewife, temans.. hohow..
one more thing, you're great housewife who has kindness to send some little meaningfull postcards.
ReplyDeletega usah pikirin kata orang, kita ga akan bisa menyenangkan semua orang^^.
makasi uda posting ini :D
ReplyDeletestidaknya saya bisa blajar banyak dari sini..
smangat :D
new day has come ^^v
i thought am the only one who hve the same feeling :)
ReplyDeletei dont even care to them who made thousand comments to my life..
i learn it from you, ait?
thanks for being inspiring sister, and thanks GOD am knowing you.
Nobody in this world can make you feel bad without your permission
ReplyDeleteso, don't give them the permission, my dear
"Peluk2 Wulan*
g ngerti mo komen apa, lah wong blm jadi ibu rumah tangga :">
ReplyDelete"Saya lupa pesan ayah saya bahwa saat kita merasa tidak bisa menyenangkan semua orang, cukuplah berusaha untuk menyenangkan Tuhan dalam melakukan segala sesuatu."
bener banget lan, emg susah bwt menyenangkan bnyk org. tambahan dr kalimat itu, sbg anak harus berusaha menyenangkan ortu, sbg istri harus berusaha menyenangkan suami. kyknya itu cukup deh, klo ada orang lain yang bs kita bikin happy juga, itu bonus dan tambahan pahala kali ya :">
lagian, every man (normally :p) would do anything to have a great housewife. aku pribadi bener2 yakin kalo kerjaan istri di rumah (mengurus anak, rumah, apalagi kl sampe punya bisnis dr rumah) lebih-lebih berat drpd kerjaan suami. dan dr dl aku lebih suka liat istri ada di rumah mengurus istana (*gubuk :p)selama suami cari nafkah di luar sana :P.
*untuk para penonton-yg-bodoh, aku kasih tau ya, klo apa yg diomongin wulan disini tuh kenyataan, gmn ngga, lah wong malam-malam masih sempet diskusi coding, desain ato apalah. gila emg, semua dipelajari, two thumbs up!!
tinggal menunggu konsistensi mu aja lan, jika menurutmu itu baik dan direstui suami + ortu, kenapa ngga? g semua org bisa km bahagiakan :)
Btw mba saya mau tanya dulu. Emang ada pernah yang bilang ke mbakalo jadiIbu Rumah Tangga itu gampang ?
ReplyDeleteKalo saya dari kecil,liat ibu saya,menghidupi saya sama adek-adek dengan tangannya sendiri ( sendiri lo ya, bener-bener sendiri, bahasa kerennya single parents, kalo saya nyebutnya, IBU LANGIT!)
Nggak pernah sempet ke pkiran kalo jadi Ibu rumah tangga itu gampang...
Serious..
wew,,kaget juga baca judul dan isi postingan kali ini,,gak nyangka lho Lan,kok ya ada ya yang bisa ngomong gitu ke kamu,,
ReplyDeletewell.setiap orang memang berhak berpendapat,buatku jadi ibu RT ituuuuuuuuuu...(hm..jawab apa ya?kan aku belum mengalaminya) ya gampang - gampang susah karena aku melihat ibuku sendiri,,aku juga iri lho Lan denganmu,dalam artian pengen juga segera merit dan merasakan suka duka berumah tangga.^^
aku yakin lho kalo wulan bisa jadi salah satu the greatest wife ;)
biarlah mereka ngomong apa aj,yang penting keluarga wulan,suami,dan TERUTAMA ortu,tau banget Wulan seperti apa..
tetep semangat ya Dear,jangan sampai bersedih dan menghambat karyamu;), i know u can do it!!
Go Wulan Go!!
aku doakan keluarga kecil wulan dan mas nino selalu berbahagia=)
P.S: baca-baca postingan mbakyu bikin aku deja vu sama zaman waktu kita masih surat-suratan.hehe
miss u..('n ur letters ^^ )
---- elok -----
Definisi cinta sama pengabdian itu gak akan pernah fix. Karena pembuktiannya juga sulit.
ReplyDeleteMungkin bener kata orang, cinta dan pengorbanan suami ke istri ato istri ke suami cuma bisa disadari sambil waktu berjalan...
Orang suka lihat kita "terlalu besar" atau "terlalu kecil"..tapi itu juga karena opini diotak mereka bersinggungan dengan ego mereka..
Wulan-istri-cerdas-baek hati-dan-setia...jalan pikiranmu bener kok..karena whatever happens in your life and your marriage is "yours", None can steal your happiness and thus none can do anything despite their envy to you..
Aku memang belum dimasa itu, tapi aku harus belajar banyak dari kamu..selama ini aku yang mengandalkan egoku..but this time, definately I'll go like you..take the risk for whatever I believe as "the source of happiness"
Lots of love,
Vrida
Thank's alot for the comments. :)
ReplyDelete@acepbaduy: beda konteks, mas.. saya ngomongin opini publik soal 'istri yg ongkang2 kaki'. hehe..
ulan sayang....im always proud to say "My fulltime job is housewife" (insyaAllah akan istiqomah)...and love to hear you yell it too...
ReplyDelete*what a lucky nino...^^
emang tuh lan..harus d dengerin omongan orang laen klo mo pengsan..wkwkwk
ReplyDelete*dohh* saia masih berstatus 'pengacara' dan msih single...jadi saia hanya bisa biLang...
ReplyDeleteSEMANGAT mba... :D
like it lan!
ReplyDeletemelayani suami itu ibadah :)
ngabisin duit suami maaahh.. gada salahnya :)):))
**kaburrrrrrrr
Wow.
ReplyDeleteTernyata ada yg kebalikan dari posting sayahh..
Memang, gak ada yg sempurna ya
Salam kenal !
Mbak Wulan, tulisannya bagus banget...
ReplyDeleteSebagian orang meremehkan pekerjaan ibu rumah tangga karena kita tidak dapat menghasilkan materi dari pekerjaan ini. Padahal kalau mereka mau berpikir lebih dalam lagi, pekerjaan ibu rumah tangga itu tidak dapat tergantikan dengan materi... Ibu rumah tangga itu kerja dari matahari terbit hingga mata suami terbenam, ya nggak? :P
Eniwei, dibalik kesuksesan dan kehebatan seorang laki - laki, pasti karena ada wanita hebat dibelakangnya, bisa ibunya, bisa juga istrinya.
Nah, mbak Wulan bisa jadi salah satunya... :)
sabar ya wulan :) ah, so lucky to have a loving husband! thank you for writing this post! it makes me realize that it is indeed not easy! i'm gonna have to prepare myself hihihihi...
ReplyDeleteNggak usah dipikirin orang2 yang pikirannya nggak nyampe itu Lan.
ReplyDeleteBuang2 kreativitas saja. (merekanya).
Hahaha. Let the show goes on! And on!
:) :)
lan.. kita org islam kan punya pedoman quran n hadist, klo dalam 2 pedoman tersebut ga ad yg nulis haram jd ibu RT, so ngapain mikirin pendapat manusia.. kita kan harus lbh mikirin pendapatnya Allah .. hehehe apalagih wulan puinter, masih mo belajar ngoding or design.. keren dahhh,,, klo aku mah dah lewat hehehe alias ga pernah di review lagih hihi
ReplyDeletemantap wulan .. smangat yahhhh berbakti ma Allah n suami..
Love this post....so touching and real....
ReplyDeleteSalam kenal ya... :)
work-at-home mom memang sering dipandang sebelah mata. sering dianggap punya banyak waktu luang di rumah. huhuhu... padahal 24 jam itu rasanya sering nggak cukup buat ngerjain ini-itu... tapi biarlah dianggap seperti itu... yang penting kita bekerja dan berkarya, nggak cuma ngomong doang, tul? jadi inget lagu di film punk in love: karena diusik itu tak asyik, karena mengusik itu pertanda sirik! ya, kita anggap saja mereka orang2 sirik, hihihi...
ReplyDeleteulaaan... udah lama sy gak nge-blog trus harus ini untuk pertama kalinya di 2010 sy blogwalking, dan membaca ini.
ReplyDeletePunya teman2 bloggers yang bisa menginspirasi lewat posting2 seperti inilah alasan kenapa saya merasa harus kembali ngeblog dibandingkan cuma nge-twitter melulu!
:)
Kool, sangat indah jika ada seorang Ibu/ Istri yang bangga menjadi ibu rumah tangga...
ReplyDeleteada artikel menarik nih: http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/bangga-menjadi-ibu-rumah-tangga.html
salam kenal...
Salam, Wulan..
ReplyDeleteblog nya menarik nih :)
eniweii, I get that all the time :D so don't worry be happy!
setiap orang punya nasib dan rejekinya masing2, yang penting niat dan tujuannya utk kebaikan :)
iNa
hehe
ReplyDeleteya mbk, aku dulu jg sebel rasanya kalau ada yg bilang cuma bs ngabisin uang suami, weww, pengen tak gigit orangnya
tp alhmdlh skarang enggak krn udh kebukti :D :D
tp, g salah juga sih yg bilang gt, soalnya mmg ada ibu rt yg hobi banget ngomongin suaminya (maksudnya "suami sy ini begini blablabla jadi ini itu begini begitu) tp dirinya sendiri?? *weww, nih sy kok sentimen
sehingga, saya berkesimpulan, smua tergantung personalnya, mo jadi apapun juga, :D
tp kalau sy pribadi suka sm wanita mandiri namun tetap mengerti fitrahnya. lembut tapi "perkasa". feminin tp "maskulin". :D :D
sy yakin kok, kalau wanita2 tsb bs mlakukan apa aja di mana aja dan kapan saja tak terbatas ruang dan waktu, termasuk mungkin salah satunya kita, wkwkwkkwkwk, hadehhhhhhhhh *narsis, songong* plakk :P
sukses slalu mbak
^__^