Tuesday, March 23, 2010

Belajar Bersama Perempuan-Perempuan Luar Biasa

Sekitar pertengahan Februari lalu, waktu si ibu pemilik blog ini menawari saya  mengajar Bahasa Inggris di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kerja untuk Pahlawan Devisa Indonesia, saya langsung meng-iya-kan tanpa berpikir panjang.  Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kerja ini dibawah naungan KBRI Singapura dan bertujuan untuk memberi kesempatan belajar seluas-luasnya bagi Tenaga Kerja Indonesia di Singapura melalui program Kejar Paket, Pelatihan Ketrampilan, dan Universitas Terbuka.

Seperti yang saya tulis di post sebelumnya,  ini adalah awal yang bagus untuk mencapai salah satu dari mimpi yang pernah saya tulis di sini. Sudah lama saya menunggu kesempatan berbagi ilmu dengan Pahlawan Devisa yang sering kita pandang sebelah mata. Padahal untuk tahun 2009 saja, sumbangan  devisa mereka mencapai 6,6 milyar USD*. Tidak seharusnya mereka dipandang 'semau kita'.

Bagi saya, mereka adalah perempuan-perempuan luar biasa. Dengan modal dan kemampuan terbatas, mereka  berani mengambil keputusan untuk pergi jauh dari rumah demi masa depan yang lebih baik. Tidak berhenti sampai disitu,  setelah 6 hari penuh bekerja dari pagi sampai malam di rumah majikan, di Hari Minggu, saat mereka seharusnya istirahat, leyeh-leyeh, dan liburan, mereka masih mau datang untuk belajar bersama saya dan guru-guru lainnya, dengan alasan yang sangat sederhana, "agar mereka sedikit lebih pintar dan lebih 'bisa'".

Menurut saya, ada khasanah yang sangat kaya di balik alasan sederhana mereka. Secara etimologis, perempuan berasal dari kata 'empu' yang artinya 'hulu' atau 'atas'.**
Dari perempuanlah kita 'bermula' dan generasi penerus kita 'berasal'. Karena itulah setiap perempuan harus terus belajar.

Perempuan yang mau belajar akan mampu mendidik anak dengan pintar.

Dari kegiatan belajar-mengajar ini kita boleh berharap, suatu hari nanti, saat mereka kembali ke pelukan anak-anak mereka atau melahirkan generasi penerus lainnya, mereka sudah lebih pintar dari mereka yang sebelumnya. Lebih pintar dalam mendidik, mengayomi, dan menjaga. Memutus 'maid generation' yang di-export keluar dari Indonesia. Semoga.

Dan percaya atau tidak, bagi saya, semangat belajar mereka sangatlah menular. Antusiasme mereka seolah terus mengingatkan saya bahwa dalam hidup ini selalu ada sesuatu yang harus dikejar. Tanpa sadar, di setiap kegiatan belajar-mengajar, sebenarnya merekalah yang jadi gurunya dan sayalah muridnya. ;)

Oh iya, satu lagi, rekan-rekan pengajar di sana (esp. yang sebidang ajar dengan saya) juga ga kalah luar biasa loh.. 'Riset' iseng mengenai latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, dan yang pasti dedikasi mereka membuat saya bangga bisa berdiri dan belajar bersama mereka. Apalagi satu di antara mereka adalah pelopor kegiatan ini di Singapura.

Terimakasih Tuhan, atas kesempatan yg Kau berikan untuk bertemu orang-orang yang luar biasa. Semoga hamba bisa menjadi sedikit lebih berguna.


--
Sumber:
* http://www.antara.co.id/berita/1267368498/wow-tki-sumbang-devisa-6-6-miliar-as
** http://www.angelfire.com/journal/fsulimelight/betina.html

Sunday, March 14, 2010

First Step

Masih ingat posting di blog ini tentang "things I want to do before I die"?

Mulai bulan ini saya berkesempatan menapaki anak tangga pertama untuk mencapai mimpi nomor 2. Seorang teman berkepribadian istimewa mengajak saya untuk bergabung dengannya untuk berbagi ilmu setiap Hari Minggu dengan pahlawan devisa Indonesia.

Lain waktu saya akan cerita panjang lebar yaa..

:)