Showing posts with label feels. Show all posts
Showing posts with label feels. Show all posts

Tuesday, November 8, 2011

You don't wish I married your dad, do you?

Saya memang lagi seneng-senengnya jadi ibu dan berharap banget anak saya cepet bisa ngomong dan manggil saya 'mama'. Tapi bukan berarti saya seneng juga dipanggil 'mama', 'mommy', 'bunda', atau apalah sebutan sebangsanya, oleh selain anak saya (atau anak kecil lainnya yang menganggap saya ibunya).
Kl panggilan itu dipakai sama sales toko bayi atau owner online shop, atau untuk tanya/jawab di forum/milis ibu-ibu masih agak dimaklumi lah yaa.. mostly memang mode setting-nya momamomi atau bunda untuk menggeneralisir panggilan. Tapi kl dipanggil 'mommy' atau 'bunda' sama teman sendiri? Sumpah saya geli. Kl sama teman yang deket banget, biasanya saya langsung bilang, "seriously, you don't wish I married your dad, do you?"
Sayangnya seringnya saya cuma bisa mesem sambil garuk-garuk kuping (dalam hati).

Saya ngerti banget kl maksudnya adalah membahasakan panggilan untuk anak saya. Tapi kok ya kuping saya nrimonya risih, yaa..
Jadi untuk yang manggil saya momamomi atau bunda dan kebetulan baca blog ini, berhentilah berharap saya jadi ibu tirimu. Percayalah, insya Allah itu ga akan terjadi. :p

Ada yang merasakan hal yang sama?

Tuesday, June 21, 2011

I am a Proud 'Student'

Minggu lalu, sesaat setelah ujian tengah semester, tanpa sengaja saya mencuri dengar percakapan dua orang mbak, murid di kelas.

Murid 1: "Aku mau belajar biar bisa ngajarin anakku."
Murid 2: "Oh, kl anakku udah pada lulus SMA. Aku belajar biar otakku tetep jalan."

Saya tersenyum bangga. Ingin rasanya bertepuk tangan sekeras-kerasnya. Bagi saya alasan keduanya sama-sama luar biasa.
Lagi-lagi Tuhan menunjukkan pada saya, bahwa di kelas itu, sayalah muridnya dan merekalah guru yang sebenarnya. Guru kehidupan. :)

---
Related post :

Monday, May 30, 2011

A Silent Waltz

Dulu, tulisan yang sama pernah saya copy-paste di blog yang lama. Tulisan yang saya temukan dari sini, entah dengan cara bagaimana. Tulisan yang selalu membuat saya mendadak jadi sok romantis dan melankolis. Tulisan yang semasa pacaran selalu membuat perasaan saya merasa terwakili. 

Well, 'perayaan jadian' saya dan suami masih sebulan lagi. Tapi saya ingin menyadurnya sekali lagi. Disini. Agar nanti, setelah layanan blog yahoo pulse resmi ditutup, saya tetap bisa membacanya sambil senyum-senyum sendiri. Seperti saat ini. 

--

you are the one who doesn't know how to quit,
and i am the one who doesn't know how to begin.

have you got the chance to give it a chance?

or you just take chances by any chance?

breath, feel and release.


close your eyelids and open your senses.

tell me what you see.
wonderful as it may be, there might be nothing for you and me.

are you happy now?

are you still searching for it?

everyday is my dying day,

i don't have the courage and i must pay,
even though i really want to play,
i am too scared that everything wouldn't be okay.

please entertain me.

say anything to me.
enlighten me,
and reassure me.

because as far as i know,

i want to be your broken-winged guardian angel,
i want you to be found when you're lost,
i want to be a static sleep between your nightmares,
i want to be your neverending progress,
i want to be the one who understand you,
i want to be the man on your side so you can be the spotlight,
i want to be the one who like to hate you,
i want to be someone you can count on,
and nothing in the world, i mean nothing,
would ever change how i care for every second of your life. 


because your life is what creates mine.

Wednesday, February 2, 2011

Ulang Tahun

Terimakasih ibu,
atas keringat, air mata, dan doa, saat melahirkanku 25 tahun lalu.
:')

Saturday, October 30, 2010

Saturday

I'm too lazy to get up.
Just couldn't get enough of your big hug.

Monday, April 19, 2010

Balada Tukang Kerupuk

Seminggu kemaren saya pulang ke Surabaya untuk menghadiri acara keluarga sekaligus menengok 'keponakan pertama' untuk yang pertama kalinya. Karena satu dan lain hal (halah), kali ini saya mudik sendirian, tanpa ditemani suami. Sesampainya di Singapore Hari Jumat sore, Novrida, seorang teman dekat yang dengan baik hati mau menggantikan saya mengajar di SIS pada Hari Minggu sebelumnya, datang ke rumah untuk 'melaporkan' hasil belajar dan ngasih daftar absen (sekalian ngambil oleh-oleh ngasih 'kabar gembira').

Kami cekakak-cekikik dan ngobrol ngalor-ngidul, sampai tiba-tiba sekitar jam setengah 5 sore pintu rumah saya diketuk orang. Obrolan kami terhenti seketika. Pelan-pelan saya menengok ke lobang intip pintu untuk melihat siapa yang datang. Kosong. Tidak ada orang disana. Si pengetuk pintu 'sembunyi' dari lobang intip. Tapi dia tetap mengetuk. Pelan dan konstan.

Novrida menghampiri saya dan ikut menengok lobang intip, lalu bertanya siapa kira-kira yang ada di luar. Dengan yakin saya jawab 'tukang kerupuk', karena memang rumah saya sering 'disantroni' tukang kerupuk yang kl ngetok pintu keuh-keuh banget dan kl dibukain langsung memelas, setengah memaksa saya membeli barang dagangannya yang seringnya apek.

Sampai sekitar 10 menit, 'si tukang kerupuk' tetap gigih mengetuk pintu. Karena pintu rumah saya sebenarnya sedang tidak terkunci, saya dan Novrida diam di balik pintu, jaga-jaga kl si tukang kerupuk ini nekat coba-coba buka pintu.

Memasuki menit belasan, saya masuk ke kamar, memutuskan untuk memakai jilbab. Mungkin sebaiknya kali ini saya membuka pintu dan ngomong baik-baik. Lagipula saya dan Novrida udah kaya detektif ga jelas yang daritadi bisik-bisik di balik pintu sambil nengok-nengok lobang intip dan mengira-ngira pentungan apa yang bisa dipakai kl si tukang kerupuk ini nekat buka pintu.

Belum sempet pakai jilbab, tiba-tiba henfon saya bunyi. Suami. Saya menjawab "halo" dengan suara berbisik. Well, telepon itu membuat saya harus cepat-cepat keluar kamar dan membuka pintu rumah. Novrida bengong melihat saya membuka pintu tanpa memakai jilbab. Setelah melihat siapa yang ada di balik pintu, barulah kami semua ketawa sampe mules.

Ternyata si tukang kerupuk tadi adalah suami saya, Sodara-Sodara! Hahaha..
Dia pulang kantor lebih cepet tanpa memberitahu saya sebelumnya. Mungkin maksudnya sekalian kasih kejutan dalam rangka menyambut istri yang baru datang. Karena cape jalan kaki dari MRT Station sambil gendong tas laptop, dia senderan di sisi kanan pintu, 'sembunyi' dari lobang intip.
Hoho.. pantesan keuh-keuh banget ngetok pintunya. Lha wong rumahnyaaa...

Maaf ya, sayang.. :P

Note: Gambarnya 'minjem' dari istockphoto.com.

Tuesday, April 6, 2010

For Your Information

Beberapa fakta menarik tentang pahlawan devisa kita yang belajar di Sekolah Indonesia Singapura setiap Hari Minggu :

  1. Walaupun 'cuma' domestic worker, banyak di antara mereka yg bawa laptop ke sekolah dan itu membuat suasana kantin Sekolah Indonesia Singapura di Hari Minggu "11-12" sama suasana kantin Singapore Management University. Hoho..
  2. Beberapa di antara mereka memanggil saya "Bu Teacher" dan walaupun saya bilang ke mereka kalau sebutan itu salah, somehow saya suka sebutan itu. Lucu.
  3. Memperbaiki hal yang salah lebih sulit daripada mengajarkan sesuatu mulai dari 0. Murid-murid saya yang sudah lama tinggal di Singapore menyelipkan kata 'already' khas singlish dimana-mana dan susah banget dikasihtauin. Misalnya, "Today I'm going to school already." --'
  4. Mereka sangat rajin belajar. Bahkan few of them minta dikasih PR mulu dan cerita kalau mereka membaca ulang materi yang diajarkan setiap hari! 
  5. Gaji mereka ada yang mencapai more than 1000 SGD loh.. Bersih dibawa pulang! Jangan suka ngeremehin TKW lagi yaa.. Apalagi buat yg gajinya masih kurang dari itu. :)
  6. Bulan ini akan ada beberapa mahasiswa UT Sekolah Indonesia Singapura yang diwisuda dan kata Pak Dubes di Dialog Publik minggu lalu, beberapa di antara mereka meraih nilai lebih tinggi dari mahasiswa UT lain di Indonesia. Wow!
  7. Salah satu murid di kelas saya diajak nge-gym sama bos bule-nya tiap sore. Hohoho.. Pantesan badannya kenceng!
  8. Sejak berbagi ilmu di SIS, setiap Hari Minggu saya jadi lumayan terkenal di MRT Station atau di Orchard Rd. Selalu ada yang nyapa "Hi, Ms. Wulan" atau "Halo, Bu Guru!" Hohoho.. Mom, I am becoming a teacher just like you. :">

Anyhow, di balik semua rasa bangga saya kepada mereka, saya tetap berharap suatu hari nanti, rantai pengiriman 'pembantu' dari Indonesia ke negara manapun bisa terputus. Semoga. 

Sunday, March 14, 2010

First Step

Masih ingat posting di blog ini tentang "things I want to do before I die"?

Mulai bulan ini saya berkesempatan menapaki anak tangga pertama untuk mencapai mimpi nomor 2. Seorang teman berkepribadian istimewa mengajak saya untuk bergabung dengannya untuk berbagi ilmu setiap Hari Minggu dengan pahlawan devisa Indonesia.

Lain waktu saya akan cerita panjang lebar yaa..

:)

Sunday, February 14, 2010

Cinta Biasa

Waktu saya menikah, banyak orang yg mengingatkan kl 'balada rumah tangga' baru akan terasa setelah 3 bulan pernikahan. Cinta sepasang suami istri akan mulai diuji, apakah hanya euforia atau cinta yg bermuara kepada-Nya.

Bulan ini, usia pernikahan kami sudah melewati 6 bulan pertama. Dan saya merasa, semakin lama, rasa cinta saya pada suami saya menjadi semakin 'biasa'. Cinta yg membuat saya merasa nyaman di dekatnya. Cinta yg membuat saya kecanduan mengecup pipinya. Cinta yg membuat saya semakin 'jatuh' saat melihat tawa lepasnya. Cinta yg membuat saya tersenyum mendengar dengkur lelahnya. Cinta yg membuat saya selalu ingin meringankan beban di bahunya. Cinta yg membuat saya rindu akan baunya sepulang kerja. Cinta yg membuat saya betah berjam-jam bercerita, dari soal teman, keluarga, code yg error tiba-tiba, hingga berita di social media. Cinta yg membuat saya banyak senewen karena khawatir dan ngomel tanpa berpikir. Cinta yg kadang saling melukai tanpa sengaja, lalu menyesal beberapa saat setelahnya. Cinta yg membuat saya semakin yakin untuk terus melukis bahagia bersama. Cinta yg ..... ah, tetangga kanan-kirimu-pun punya saking 'biasanya'.

Usia pernikahan kami masih sangat muda. Saya belum berani menyebut cinta saya sebagai 'cinta yg bermuara kepada-Nya'. Saya hanya berani menyebutnya 'cinta biasa'. Cinta yg dipunya hampir semua istri di dunia pada suaminya. Tapi saya yakin, cinta ini sama sekali bukan euforia.

Selamat hari kasih sayang bagi yg merayakan. :)

Wednesday, December 9, 2009

Jadi Ibu Rumah Tangga itu (Tidak) Gampang

Setelah tangis saya pecah beberapa waktu lalu, saya menyadari bahwa menjadi ibu rumah tangga (saja) ternyata tidaklah gampang. Setidaknya untuk saya. Rasanya ada tekanan secara psikis dari masyarakat (yg mengaku) modern yg beranggapan bahwa saya adalah istri yg 'diem aja di rumah' dan 'menghabiskan uang suami'. Ego saya terluka. Apalagi harus saya akui, sebelumnya saya juga termasuk 'mereka-yg-meremehkan-profesi-ibu-rumah-tangga'. Saya, wanita aktif dan pintar (maaf kl sedikit narsis) yg melepaskan berbagai peluang emas untuk mengabdi pada suami, harus berhadapan dengan tuduhan 'orang kebanyakan': 'istri yg mendadak hidup enak di luar negeri'. Tuduhan yg kadang membuat saya mengernyitkan dahi, "lo pikir hidup gw sebelumnya sesusah apa?" atau "halooo.. fyi gw nolak promosi dan sebuah pekerjaan dg training & attachment di luar negeri demi 'sampai ke sini'."

Saya sempat tertekan selama beberapa bulan. Tekanan yg bagi saya lebih berat daripada masa-masa lembur di kantor untuk mempersiapkan decision making chart hingga jam 1 pagi. Bahkan sejauh ini saya (masih) berusaha untuk tidak menggunakan uang hasil jerih payah suami untuk belanja yg sifatnya 'pemuas ego wanita' dan belajar untuk tidak seboros saat masih lajang dengan (cukup) banyak uang sendiri.

Opini publik itu terus mengganggu pikiran saya. Padahal di rumah pun saya tidak 'diam'. Selain pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, setrika, dll yg harus dikerjakan sendiri, masih ada pekerjaan validasi dan trial-error coding yg pelan-pelan saya tekuni (dengan dukungan penuh dari suami). Masih ada setumpuk bahan bacaan pengasah otak -bekal sekolah- yg harus saya pelajari. Namun semua itu tidak mampu mendistraksi otak saya. Saya terhimpit stress dalam waktu yg cukup lama, hingga suatu malam saya menulis comment pada notes seorang teman esema, "sometimes some audience miss the point(s) of our show (which is actually we shouldn't really care)."
Seketika itu juga saya sadar bahwa saya sudah membuang-buang waktu dan energi untuk peduli pada hal yg remeh-temeh: opini penonton-yg-bodoh. Saya melupakan esensi pertunjukan saya sendiri. Saya lupa bahwa beberapa orang yg duduk disana memang 'otaknya ga sampai', jadi ga perlu dipaksa untuk 'mengerti'. Saya lupa bahwa bekerja dari rumah bukan hanya karena kondisi, melainkan juga karena kemauan saya sendiri. Saya lupa pesan ayah saya bahwa saat kita merasa tidak bisa menyenangkan semua orang, cukuplah berusaha untuk menyenangkan Tuhan dalam melakukan segala sesuatu.

Saya pun kembali jatuh. Kali ini saya jatuh malu. Malu menyadari bahwa pikiran-pikiran semacam itu membuat nilai ibadah saya sebagai seorang istri berkurang. Malu menyadari bahwa selama ini saya lebih bodoh daripada penonton-yg-bodoh, karena sejauh ini membiarkan mereka mengerdilkan otak saya.

Pelan-pelan saya mulai membuka mata lebih lebar untuk melihat achievement(s) saya sendiri: saya yg mulai bisa masak, saya yg (insya Allah) selalu memberi support suami untuk lebih fokus dalam mencapai goal-nya, saya yg berhasil mengantarkan seorang 'customer' meraih suatu penghargaan kecil di tempat kerjanya, dan lain-lain dan sebagainya. Saya mulai bisa berdamai dengan 'penonton-yg-bodoh' dengan bersikap tidak peduli, serta berdamai dengan diri saya sendiri dengan berusaha untuk lebih menghargai profesi 'ibu rumah tangga' yg ternyata tidak gampang ini. Saya juga semakin bersemangat untuk meraih achievement lebih banyak lagi.

Di balik semua itu, saya sangat bersyukur memiliki suami supportif, yg dengan tekun selalu mengajarkan saya untuk masa bodoh dengan opini publik. Suami yg selalu mampu membuat beban mental saya menjadi lebih ringan dengan senyum dan pelukannya. Suami yg tidak pernah lupa mengucapkan kata terimakasih dan benar-benar menyadari bahwa dia menikahi seorang istri (yang pintar), bukan meng-hire asisten pribadi. Suami yg selalu membuat saya mensyukuri keputusan saya untuk menjadi seorang istri. Suami yg setiap hari selalu berhasil membuat saya jatuh cinta, lagi dan lagi.

--

Notes. this post is also dedicated for every house wife on earth. For Ninit Yunita, Monika Tanu, and Meutia Chaerani, thanks for inspiring me.

:)

Monday, August 31, 2009

Date

Last night hubby and I had thai food in Sakura Restaurant, Cityhall for break-fasting and continued to Max Brenner Chocolate Bar, Esplanade for having desert. Chocolate suffle for me and banana chocolate waffle for hubby.





We went home with happy tummies.

The feeling last night was like the feeling on our very 1st date. We talked about our passions, food, etc. Me was very happy! :)

Thursday, August 27, 2009

Black Pepper Shrimp

Yesterday hubby requested black pepper shrimp for break-fasting and he gave me a recipe from kompas.com.
I read the recipe, added white onion & sugar to the ingredient, and voila, here is my black pepper shrimp.


Hubby said it's delicious and I did agree with him. :)


Thursday, July 23, 2009

Jambore Sahabat Anak

Waktu dapet undangan dari Kak Simbur Hasibuan (Simsim) untuk ikut jambore anak jalanan di Cibubur, gw segera meng-iya-kan tanpa berpikir panjang. Padahal acara itu berlangsung tepat seminggu setelah hari pernikahan gw yg prosesinya menguras banyak tenaga. Dan setelah mengikuti jambore tanggal 19-20 Jul kemarin, gw ga merasa menyesal sudah terbang jauh-jauh dari Surabaya dan menunda honeymoon gw. The whole event was so fun. Rasanya 2 hari kemarin gw punya keluarga baru yg kompak & menyenangkan. Adek-adek peserta jambore sangat manis dan jujur dalam mengungkapkan apa yg mereka pikir dan mereka rasa. Mereka menyimak apa yg gw katakan dengan pandangan yg sulit dilukiskan dengan kata-kata. Kakak-kakak pendamping di jambore juga sangat ramah. Kemaren gw bergabung dengan Prumpung Team dan gw merasa diterima sejak beberapa menit awal perkenalan di rumah singgah Prumpung sehari sebelum acara. For me, they are great people that still have spirit to share with others.

Acara jambore-nya sendiri sangat berkesan. Padat dan bermanfaat. Esp hari pertama dimana dimana adek-adek diajarkan untuk membuat lampion, membatik, membuat kerajinan mote, pembatas buku, dll. Everybody including me sangat antusias menyimak materi. Bahkan antusiasme gw masih kebawa sampai di rumah. Ga sabar nunggu wiken dateng untuk membuat lampion warna-warni yg lucu. Pictures are surely gonna be uploaded here. ;)

Kayanya 2 hari sama mereka masih kurang walaupun dalam 2 hari aja suara gw udah habis dan kulit gw jd gosong. It was really fun. Acara malam kesenian dengan superb bonus dongeng dari Kak Awang juga sangat-sangat berkesan. Tawa dan senyum adek-adek merupakan bayaran yg tak ternilai untuk semua lelah selama 2 hari itu. Gosh, they made me miss my kids @Kampung Rawa. Trust me, you should try to join this event!

Terimakasih, Kak Simsim.
Terimakasih, Sahabat Anak.
Majulah terus, Anak Indonesia!

Selamat Hari Anak Nasional, 23 Jul 2009. :)


Ps. gambar di atas adalah logo Jambore Sahabat Anak ke XIII dengan tema "Aku dan Tanah Airku".

Thursday, July 16, 2009

The Wedding

Alhamdulillah rangkaian prosesi pernikahan mulai dari pengajian, siraman, midodareni, akad nikah, ramah-tamah di rumah, dan resepsi di gedung berjalan lancar. Dan ternyata bener, acara nikahan itu bikin teler. Untuk acara yg berlangsung pagi (siraman & akad), gw mulai didandanin jam 3 pagi! Dan sesuai dengan adat jawa, kepala gw digantungi banyak kembang melati dan gelungan pandan (di dalam jilbab) yg bikin pusing setengah mati karena lumayan berat. Lega rasanya semua udah selesai. Acara buka kado pun udah kelar. Sekarang back to reality. Per hari ini kembali ngantor lagi. Udah jadi istri. Udah mulai pakai kata "suami". Still weird but it's really nice. Yang paling menyenangkan adalah bisa sholat jamaah berdua tiap hari (selama masa cuti). :)

Yang bikin terharu adalah saudara-saudara dan temen-temen yg bela-belain dateng dari jauh. Jakarta, Banjarmasin, Bandung, Jogja, Solo, even Papua! Speechless. Gatau mau ngomong apa selain terimakasih. Pengen bilang makasih berkali-kali juga sama suami. Semoga dia sabar terus sampai nanti.

Mohon doa & saran untuk fase-fase selanjutnya yaa..

Sunday, May 31, 2009

repost

I feel I wanna hold you, wanna tell you that you'll be alright
Sang this song today, it's recalling your pictures all in my mind
I miss you now


repost. 360. i miss you now. stereophonics.

* sedang dalam masa penyembuhan dari sakit malaria. malah merembet ke malarindu norak gila.


Sunday, May 17, 2009

our first home (to be)

today we’re so happy. after many hours spending time in front of laptop, some phone calls, long messenger chat, and one quite-big-fight a night before, finally we got the unit in hdb (baca : rumah susun), not too far from my hubb-to-be’s office.

this is the first unit i mailed him & the only unit he viewed for ‘our first home’ purpose. nothing’s too special with the unit, but i like its kitchen and (ofkors) its price. hihihi.. anyway, comparing to our budget, it’s a ‘lil out of our first expectation.

alhamdulillah... :)


Monday, May 11, 2009

kekasih

hey, dia tertidur
pulas dalam suara yg keras
lucu
membuat saya serasa ingin mengganggu

wajah yg lelap ini
taukah dia kl saya sayang setengah mati?

Monday, May 4, 2009

nice weekend

my lifemate-to-be is not a romantic person, but his coming without clear notification nor ripe plan was really nice.

we went to gwalk, watched movies, and snatched away over my laptop to facebooking. we also met mba eva from eva jewelery to make a wedding ring. :P

can't wait for his next coming!

:D


ps. i love him

Sunday, April 5, 2009

long distance relationship

i hope you don't get bored with my writing about long distance relationship. am sorry for writing about this over and over again. just close this window and say 'enough' anytime you want to.

ya, just like the other days, i miss my boyfriend today. right at this moment exactly. i really want to talk alot with him or just seeing him here, right beside me in silence, but i have to face a fact that am here and he's in lalaland. we're separated by time and distance and i hate it so much. well, am kinda on my way learning to be patient. not bothering him anytime he's tired or such not in a good mood like now, so i decide to write here. try to not being spoiled nor bugging him to listen to me as usual.

actually i'd tried to do something else to distract my attention. facebooking, blogwalking, lalala etc etc, but it didn't work at all. i just want to be with him. right here. right now.
well, maybe i should go to sleep.

:(

related post(s) :

Wednesday, March 18, 2009

enough

saya tidak percaya akan adanya persahabatan yg tulus antara pria & wanita.
berteman sajalah sampai mati.
pelajaran hari ini cukup mementahkan segala bentuk alibi.
cukup.
tidak lagi-lagi.
sebut saya skeptis, tp jangan berusaha meyakinkan saya, walaupun hanya sekali lagi.
saya lebih percaya pada feeling saya sendiri.
walaupun ketajamannya membuat saya merasa teramatsangat ngeri.